Gubernur Maluku Utara (Malut), Sherly Tjoanda Laos, secara khusus mengarahkan jajarannya melakukan melalui OPD teknis untuk mengintensifkan persiapan pembentukan koperasi desa dan kelurahan (Kopdes) Merah Putih di seluruh kabupaten dan kota. Salah satu yang dicanangkan Gubernur Sherly adalah 10 pilot project Kopdes Merah Putih.
Ternate, SALOI.ID
Saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Gubernur Sherly Laos dalam menindaklanjuti Inpres Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih pada Maret 2025, secara khusus menyebutkan agar ada 10 pilot project Kopdes Merah Putih atau satu di setiap kabupaten dan kota se-Provinsi Maluku Utara.
Baca Artikel Terkait: Gubernur Malut Himbau Bentuk Pilot Project Kopdes Merah Putih

Apa yang kemudian menjadi arahan gubernur itu, langsung ditindaklanjuti instansi terkait yakni Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Maluku Utara. Bahkan, dinas yang dipimpin Wa Zaharia langsung mengambil “ancang-ancang” menindaklanjuti arahan gubernur itu.
“Sudah ada satu koperasi yang bersedia dijadikan pilot project atau proyek percobaan yakni Koperasi Bobara Mina Maritim yang saat ini menjalankan usaha di sektor perikanan (cold storage) di Dufa Dufa, Kota Ternate,” kata Wa Zaharia saat diwawancarai SALOI.ID usai mengikuti kegiatan Forum Kepala Daerah di Gamalama Ballroom Bela Hotel Ternate, Jumat (25/04/2025) petang.
Pihaknya sendiri, lanjut Zaharia, sambil masih menunggu arahan dan petunjuk teknis lebih lanjut pembentukan Kopdes Merah Putih ini. Yang pasti saat ini pihaknya masih mengintensifkan proses sosialisasi dengan selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan juga kabupaten kota.
“Kita juga tentu akan berkonsultasi lagi dengan gubernur untuk meminta arahan selanjutnya sambil berkoordinasi lintas sektoral antar OPD di lingkup Pemprov (Malut) terkait rencana pilot project ini,” ucapnya.
Dikatakannya pula, jika pilot project Kopdes ini direalisasikan, pihaknya berencana mencoba menerapkan sejumlah sektor unggulan untuk setiap Kopdes sesuai dengan karakteristik dan potensi lokal di setiap kabupaten kota.
“Jadi akan dipertimbangkan misalnya di satu daerah dilakukan pilot project Kopdes perikanan, di daerah yang berbeda kita akan dicoba sektor lain misalnya pertanian, pariwisata serta sektor atau produk unggulan di daerah tersebut. Jadi kalau dimungkinkan setiap kabupaten kota akan berbeda,” tambahnya.
Tujuannya, imbuh Zaharia, pihaknya bisa menguji dalam skala yang kecil yang bisa intens dilakukan pendampingan yang apabila layak atau berhasil akan diimplementasikan secara luas ke seluruh Kopdes yang nantinya telah terbentuk.